Minggu, 13 Maret 2016

AUDIT ATAS SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN

HAKEKAT SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN

Fungsi-fungsi usaha yang terdapat pada siklus perolehan dan pembayaran :
  1. Fungsi Pemrosesan Order Pembelian 
    Dokumen yang berhubungan :
    - Permintaan pembelian (purchase requisition).
    - Order pembelian (purchase order). 
    Pengendalian intern :
  • Adanya otorisasi yang memadai untuk perolehan untuk menjamin bahwa barang dan jasa yang dibeli sesuai dengan kepentingan perusahaan dan mencegah pembelian barang yang tidak diperlukan atau pembelian yang berlebihan.
  • Adanya pengajuan order untuk membeli barang dan jasa.
  • Order pembelian harus prenumbered dan harus mempunyai kolom dan ruang yang cukup untuk meminimumkan kemungkinan penghilangan yang tidak disengaja pada formulir tsb. saat barang diorder.
  • Tanggung jawab otorisasi perolehan dan penerimaan barang bukan dibagian pembelian.
  1. Fungsi Penerimaan Barang dan Jasa
    Dokumen yang berhubungan : 
    - Laporan penerimaan barang (receiving report). 
    Pengendalian intern :
  • Barang diawasi secara fisik sejak saat diterima sampai digunakan.
  • Dilakukan penelitian atas deskripsi, jumlah, saat kedatangan serta kondisi barang saat barang diterima. 
  • Pegawai dibagian penerimaan harus independen dari bagian gudang dan akuntansi.
  • Catatan akuntansi hendaknya memindahkan tanggung jawab barang tersebut dari bagian penerimaan ke gudang dan selanjutnya dari gudang ke pabrik.
  1. Fungsi Pengakuan Kewajiban 
    Dokumen yang berhubungan :
    - Jurnal perolehan (acquisition journal).                 
    - Nota debet (debet note). 
  • Laporan ikhtisar perolehan (summary acquisition report).         
- Voucher. 
- Faktur pemasok (vendor invoice).                 
- Berkas induk hutang usaha (account payable master file).
- Neraca saldo hutang usaha (account payable trial balance). 
Pengendalian Intern : 
  • Adanya dokumen dan catatan yang memadai, prosedur penanganan catatan yang memadai.
  • Adanya pengecekan yang independen atas pelaksanaan.
  • Adanya persyaratan bahwa pegawai yang mencatat perolehan tidak mempunyai akses pada kas, efek-efek dan aktiva lainnya.
  1. Fungsi Pemrosesan dan Pencatatan Kas
    Dokumen yang berhubungan :
    - Cek. 
    - Jurnal pengeluaran kas (cash disbursements journal). 
    Pengendalian Intern :
  • Adanya penandatanganan setiap cek oleh orang dengan otorisasi yang memadai.
  • Pemisahan tanggung jawab antara penandatangan cek dengan pelaksana fungsi hutang usaha
  • Adanya pemerikasaan yang cermat atas dokumen pendukung oleh penandatangan cek saat cek ditandatangani.
  • Cek seharusnya prenumbered dan dicetak diatas kertas khusus sehingga sulit mengganti nama penerima dan jumlahnya.
  • Adanya pengawasan fisik atas cek yang belum diisi, dibatalkan dan yang sudah ditandatangani
  • Setiap dokumen pendukung dibubuhi nomor cek untuk mencegah penggunaan ulang dokumen tersebut sebagai pendukung terhadap cek lain.

 
PENGUJIAN ATAS PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

 
  1. Pengujian atas Perolehan ( test of acquisition )
    Berkaitan dengan 3 fungsi yaitu 
    1. Fungsi pemrosesan order pembelian.
    2. Fungsi penerimaan barang dan jasa.
    3. Fungsi pengakuan kewajiban. 
  2. Pengujian atas pembayaran ( test of payment )
    Berkaitan dengan fungsi pemrosesan dan pencatatan pengeluaran kas.

     
Ikhtisar tujuan audit, pengendalian intern, pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk perolehan

 
Tujuan Audit 
Pengendalian Intern Kunci
Pengujian atas Pengendalian 
Pengujian Substantif atas Transaksi 
Perolehan yang dicatat adalah untuk barang dan jasa yang diterima, sesuai dengan kepentingan klien
(Existence)
  • Keberadaan permintaan pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur pembelian yg dilampirkan pada voucher.
  • Persetujuan perolehan pada jenjang yang memadai.
  • Pembatalan dokumen untuk mencegah penggunaan ulang. 
  • Periksa dokumen dan voucher untuk keberadaannya.

 
  • Periksa indikasi persetujuan.

 
  • Periksa indikasi pembatalan.

 
  • Periksa indikasi verifikasi intern.
  • Telaah jurnal perolehan , buku besar dan berkas induk hutang uusaha untuk jumlah yang besar dan tidak biasa.
  • Periksa dokumen pendukung untuk kelayakan dan autentisitas (faktur pembelian, lap. Penerimaan barang, order pembelian dan permintaan pembelian.
Transaksi perolehan yang ada telah dicatat
Completeness)
  • Order pembelian prenumbered dan dipertanggungjawabka.
  • Lap. Penerimaan barang prenumbered dan dipertanggungjawabkan
  • Voucher prenumbered dan dipertanggungja- jawabkan. 
  • Hitung urutan pesanan pembelian.

 
  • Hitung urutan laporan penerimaan barang.

 
  • Hitung urutan voucher 
  • Telusuri dari arsip laporan penerimaan barang ke jurnal perolehan.
  • Telusuri dari arsip faktur pembelian ke jurnal perolehan. 
Transaksi perolehan telah dicatat dengan benar
Accuracy )
  • Verifikasi intern atas perhitungan dan jumlah.
  • Batch total dibandingkan dengan laporan ikhtisar.

 

 

 
  • Persetujuan atas perolehan mengenai harga dan potongan.
  • periksa indikasi verifikasi intern
  • periksa berkas batch total untuk adanya inisial klerk pengendali data; bandingkan totalnya ke lap. Ikhtisar.
  • Periksa indikasi adanya persetujuan dari yang berwenang. 
  • Bandingkan transaksi yang dicatat dalam jurnal perolehan dengan faktur pembelian, lap. Penerimaan barang dan dokumentasi pendukung lainnya.
  • Hitung ulang akurasi klerikal dalam faktur pembelian, mencakup potongan dan ongkos angkut. 
Transaksi perolehan diklasifikasi dengan memadai
Classification)
  • Bagan akun yang memadai.
  • Verifikasi intern atas pengklasifikasian. 
Periksa pedoman prosedur dan bagan akun. 
Bandingkan klasifikasi dengan bagan akun dengan mengacu pada faktur pembelian. 
Transaksi perolehan dicatat secara tepat waktu
Timing )
  • Prosedur yang mengharuskan pencatatan transaksi sesegera mungkin setelah barang dan jasa diterima.
  • Verifikasi intern. 
  • Periksa dokumen prosedur dan amati apakah terdapat faktur pembelian yang tidak dicatat.
  • Periksa indikasi verifikasi intern. 
Bandingkan tanggal dari lap. Penerimaan barang dan faktur pembeliandengan tanggal dalam jurnal perolehan.
Transaksi perolehan dimasukkan ke dalam berkas induk hutang usaha dan persediaan, dan diikhtisarkan dng. Memadai (Posting and Summarization)
  • Verifikasi intern atas isi berkas induk hutang usaha.
  • Perbandingan berkas induk hutang usaha atau total neraca saldo dengan saldo buku besar. 
  • Periksa indikasi verifikasi intern.

     
  • Periksa inisial dlam akun buku besar yang menunjukkan perbandingan. 
Uji akurasi klerikal dengan memeriksa penjumlahan ke bawah dan menelusuri posting ke buku besar dan berkas induk hutang usaha dan persediaan.

 

 

 

 

 

 

 
Ikhtisar tujuan audit, pengendalian intern, pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk pengeluaran kas

 
Tujuan Audit
Pengendalian Intern Kunci 
Pengujian atas Pengendalian 
Pengujian Substantif atas Transaksi 
Pengeluaran kas yang dicatat adalah untuk barang dan jasa yang secara aktual diterima.
(Existence)
  • Pemisahan tugas yang memadai antara hutang usaha dan pemegang cek yang sudah ditandatangani.
  • Pemeriksaan dokumentasi pendukung sebelum menandatangani cek oleh orasng yg berwenang.
  • Persetujuan pembayaran pada dokumen pendukung saat cek ditandatangani. 
  • Bicarakan dengan pegawai dan amati aktivitas.

     

     
  • Bicarakan dengan pegawai dan amati aktivitas.

     
  • Periksa indikasi persetujuan. 
  • Telaah jurnal pengeluaran kas, buku besar dan berkas induk hutang usaha untuk jumlah yang besar dan tidak biasa.
  • Telusuri cek yang dibatalkan ke ayat jurnal perolehan terkait dan periksa untuk nama penerima dan jumlah.
  • Periksa cek yg dibatalkan untuk tandatangan yg berwenang, pemberian cap yang memadai, dan pembatalan oleh bank. 
Transaksi pengeluaran kas yang ada telah dicatat. 
Completeness)
  • Cek prenumbered dan dipertanggungjawabkan.
  • Rekonsiliasi bank disiapkan bulanan oleh orang yang independen dari pencatatan pengeluaran kas atau pemegang aktiva.
  • Hitung urutan cek.
  • Periksa rekonsiliasi bank dan amati penyiapannya. 
Rekonsiliasi pengeluaran kas yang dicatat dengan pengeluaran kas dalam rekening koran.(pembuktian penerimaan kas).
Transaksi pengeluaran kas telah dicatat dengan benar. 
Accuracy )
  • Verifikasi intern atas perhitungan dan jumlah.
  • Penyiapan per bulan rekonsiliasi bank oleh orang yang independen. 
  • Periksa indikasi verifikasi intern.
  • Periksa rekonsiliasi bank dan amati penyiapannya. 
  • Bandingkan cek yang dibatalkan dengan jurnal perolehan terkait dan ayat jurnal pengeluaran kas.
  • Hitung ulang potongan tunai.
  • Siapkan pembuktian pengeluaran kas. 
Transaksi pengeluaran kas diklasifikasikan dengan semestinya. 
Classification)
  • Bagan akun yang memadai.
  • Verifikasi intern atas klasifikasi. 
  • Periksa pedoman prosedur dan bagan akun.
  • Periksa indikasi verifikasi intern. 
Bandingkan klasifikasi dengan bagan akun dengan mengacu pada faktur pembelian dan jurnal perolehan.
Transaksi pengeluaran kas dicatat dengan tepat waktu. 
Timing )
  • Prosedur yang mengharuskan pencatatan transaksi sesegera mungkin setelah cek ditandatangani.
  • Verifikasi intern. 
  • Periksa pedoman prosedur dan amati apakah ada cek yang tidak dicatat.
  • Periksa indikasi verifikasi intern. 
  • Bandingkan tanggal pada cek yang ditagih dengan jurnal pengeluaran kas.
  • Bandingkan tanggal pada cek yang dibatalkan dengan tanggal pembatalan oleh bank. 
Transaksi pengeluaran kas dimasukkan dalam berkas induk hutang usaha dan diikhtisarkan dg.semestinya. (Posting and Summarization)
  • Verifikasi intern atas isi berkas induk hutang usaha.
  • Perbandingan berkas induk hutang usaha atau total neraca saldo dg. saldo buku besar. 
  • Periksa indikasi verifikasi intern.
  • Periksa inisial dalam akun buku besar yang mengindikasikan perbandingan.
Uji akurasi klerikal dengan memeriksa penjumlahan ke bawah jurnal dan menelusuri postingnya ke buku besar dan berkas induk hutang usaha. 

 
HUTANG USAHA

Hakekat Hutang Usaha

  • Hutang usaha adalah kewajiban yang belum dibayarkan untuk barang dan jasa yang diterima dalam kegiatan usaha normal perusahaan.
  • Hutang usaha sangat material sehingga mengandung risiko bawaan. Oleh karena itu, pengujian terinci atas saldo hutang usaha seringkali perlu diperluas.

Pengendalian Intern

  • Jika SPI klien telah efektif atas pencatatan dan pembayaran untuk perolehan, maka verifikasi atas utang usaha hanya membutuhkan sedikit upaya audit.
  • Jika SPI klien kurang efektif, diperlukan pengujian terinci atas atas saldo hutang usaha yang ekstensif untuk menentukan apakah hutang usaha disajikan secara memadai pada tanggal neraca.

Prosedur Analitis

Prosedur Analitis untuk Siklus perolehan dan Pembayaran
Prosedur Analitis 
Kekeliruan yang Mungkin 
Bandingkan saldo akun beban terkait dengan tahun lalu
Salah saji hutang usaha dan beban 
Telaah daftar hutang usaha untuk hutang yang tidak biasa, hutang ke bukan pemasok, dan hutang berbunga. 
Kekeliruan klasifikasi untuk kewajiban non dagang 
Bandingkan hutang usaha individual dengan tahun lalu
Hutang yang tidak dicatat atau hutang yang tidak absah, atau salah saji. 
Hitung rasio seperti pembelian dibagi hutang usaha, dan hutang usaha dibagi kewajiban lancar 
Hutang yang tidak dicatat atau hutang yang tidak absah, atau salah saji. 

 

Tujuan Audit untuk Pengujian Terinci atas Saldo untuk Hutang Usaha 

Tujuan Spesifik Audit dan Pengujian Terinci atas Saldo untuk Hutang Usaha
Tujuan Spesifik Audit 
Prosedur Pengujian Terinci Atas Saldo 
Komentar 
Hutang usaha dalam daftar hutang usaha cocok dengan berkas induk terkait, dan totalnya dijumlahkan dengan benar dan cocok dengan buku besar (detail tie-in)
  • Periksa penjumlahan kebawah daftar hutang usaha
  • Telusuri totalnya ke buku besar
  • Telusuri total faktur pembelian individual ke berkas induk untuk nama dan jumlah
Kecuali pengendalian lemah, penelusuran ke berkas induk seharusnya dibatasi. 
Hutang usaha dalam daftar hutang usaha benar-benar ada (existence)
  • Telusuri dari daftar hutang usaha ke faktur pembelian dan laporan penjual
  • Konfirmasi hutang usaha, tekankan pada jumlah yang besar dan tidak biasa.
Kurang mendapat perhatian karena perhatian utama adah dengan kurang saji. 
Hutang usaha yang ada terdapat dalam daftar hutang usaha (completeness )
Laksanakan pengujian kewajiban yang lewat waktu 
Merupakan pengujian audit yang penting untuk hutang usaha.
Hutang usaha yang terdapat dalam daftar hutang usaha dihitung dengan benar (accuracy)
Laksanakan prosedur yang sama dengan yang digunakan untuk menguji keaabsahan dan kewajiban lewat waktu 
Penekanan dalam prosedur ini untuk penilaian adalah dalam kurang saji daripada penghilangan.
Hutang usaha dalam daftar hutang usaha diklasifikasikan dengan memadai (classification)
Telaah daftar dan berkas induk untuk pihak yang mempunyai hubungan istimewa, wesel tagih atau kewajiban dikenakan bunga lainnya, hutang jangka panjang dan saldo debit.
Pengetahuan bidang usaha klien menjadi penting untuk pengujian ini. 
Transaksi dalam siklus perolehan dan pembayaran dicatat dalam periode yang sesuai (cut off)
  • Laksanakan pengujian kewajiban lewat waktu.
  • Laksanakan pengujian terinci sebagai bagian dari pengamatan fisik atas persediaan.
  • Uji untuk persediaan dalam perjalanan. 
Merupakan pengujian audit yang penting dan disebut pengujian pisah batas. 
Perusahaan memiliki kewajiban untuk membayar sejumlah yang terhutang (obligations)
Periksa rekening pemasok dan konfirmasikan hutang usaha. 
Bukan menjadi perhatian dalam audit hutang usaha 
Akun dalam siklus perolehan dan pembayaran diungkapkan dengan semestinya (presentation & disclosure)
Telaah L/K untuk meyakinkan bahwa kewajiban karena hubungan istimewa, jangka panjang, dan kewajiban dikenakan bunga telah dipisahkan. 
Biasanya tidak menjadi masalah. 

 

PENGUJIAN KEWAJIBAN SUDAH LEWAT WAKTU

Prosedur audit untuk kewajiban yang sudah lewat waktu :
  • Memeriksa dokumentasi yang mendasari setiap pengeluaran kas setelah tanggal neraca.
  • Memeriksa dokumen yg mendasari tiap tagihan yg belum dibayarkan beberapa minggu setelah akhir tahun.
  • Menelusuri laporan penerimaan barang yang dibuat sebelum akhit tahun ke faktur pemasoknya.
  • Menelusuri rekening tagihan pemasok yg menunjukkan saldo terhutang ke neraca saldo hutang usaha.
  • Mengirim konfirmasi ke pemasok yang melakukan bisnis dengan klien.
Pengujian Pisah Batas ( cut off tests )
Bertujuan untuk menentukan apakah transaksi yang dicatat beberapa hari sebelum dan sesudah tanggal neraca telah dimasukkan ke periode yang sesuai.

 

KEANDALAN BAHAN BUKTI

Jenis bahan bukti yang biasa untuk memverifikasi hutang usaha adalah faktur pemasok, laporan pemasok, dan konfirmasi.

Ukuran Sampel

Kondisi dimana uji petik variabel secara praktis dapat digunakan untuk menguji hutang usaha :
  1. Auditor merasa puas bahwa seluruh nama pemasok telah dimasukkan kedalam daftar hutang usaha walaupun kemungkinan ada yang dimasukkan dalam jumlah yang salah.penekanan dalam pengujian ini adalah keabsahan, penilaian dan klasifikasi.
  2. Auditor merasa puas bahwa semua hutang usaha pada tanggal neraca telah dibayarkansetelah akhir tahun.

Minggu, 19 April 2015

SISTEM AKUNTANSI UTANG

SISTEM AKUNTANSI UTANG


1. Prosedur Pencatatan Utang
Prosedur pencatatan utang adalah prosedur sejak utang/kewajiban perusahaan timbul sampai dengan pencatatannya dalam perkiraan/rekening utang. Utang muncul karena adanya pembelian barang atau jasa secara kredit. Karena itu sistem akuntansi utang sangat terkait dengan prosedur pencatatan utang dan prosedur distribusi pembelian.

2. Prosedur Pencatatan Utang Sistem Pemerosesan Transaksi Pembelian
Sistem transaksi pembelian bertujuan untuk memastikan bahwa semua pemesanan dilakukan berdasarkan kebutuhan, barang pesanan diterima dalam kondisi yang baik, barang yang diterima masuk gedung dalam keadaan lengkap, pembelian tersebut dicatat dan diklasifikasikan secepatnya dan secara akurat, dan pengurangan utang akan diterima untuk barang yang diretur atau dijual kembali.

3. Sistem Retur Pembelian
Sistem retur pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengembalian barang yang sudah dibeli kepada pemasok. Karena adanya ketidakcocokan dengan spesifikasi yang tercantm dalam surat order pembelian, barang mengalami kerusakan dalam pengiriman yang dijanjikan oleh pamasok.

Fungsi yang terkait
Fungsi yang terkait dalam sistem retur pembelian adalah:
1. Fungsi Gudang
Bertanggung jawab untuk menyerahkanbarang kepada fungsi pengiriman, seperti yang tercantum dalam tembusan memo debet yang diterima dari fungsi pembelian.
2. Fungsi Pembelian
Bertanggungjawab untuk mengeluarkan memo debet untuk retur pembelian.
3. Fungsi Pengiriman
Bertanggung jawab untuk mengirimkan kembali barang kepada pemasok sesuai perintah retur pembelian dalam memo debet yang diterima dari fungsi pembelian.
4. Fungsi Akuntansi
Bertanggung jawab untuk mencatat:
a. Transaksi retur penjualan dalam jurnal retur pembelian atau jurnal umum.
b. Berkurangnya harga pokoko persediaan karena retur pembelian dalam kartu persediaan
c. Berkurangnya utang yang timbul dari transaksi retur pembelian dalam arsip bukti kas keluaryang belum dibayar atau dalam kartu utang.

Dokumen yang digunakan
Dokumen yang digunakan dalam sistem retur pembelian adalah:
1. Memo Debit
Merupakan formulir yang diisi oleh fungsi pembelian yang memberikan otorisaso bagi fungsi pengiriman untuk mengirimkan kembali barang yang telah dibeli oleh perusahaan dan bagi fungsi kauntansi untuk mendebit rekening utang karena transaksi retur pembelian.
2. Laporan Pengiriman Barang
Dokumen ini dibuat oleh fungsi pengiriman untuk melaporkan jenis kuantitas barang yang dikirimkan kembali kepada pemasok sesuai dengan perintah retur pembelian dalam memo debet dari fungsi pembelian.

Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi retur pembelian:
1. Juranl Retur Pembelian Atau Penjulan Umum
Digunakan untuk mencatat transaksi retur penjualan yang mengirangi jumlah persediaan dan utang dagang.
2. Kartu Persediaan
Digunakan untuk mencatat berkurangnya harga pokok persediaan karena dikembalikannya barang yang telah dibeli kepada pemasok

3. Kartu Utang
Digunakan untuk mencatat berkurangnya utang kepada debitur akibat pengembalian barang.

Jaringan prosedur yang membentuk sistem retur pembelian
1. Prosedur Perintah Retur Pembelian
Retur pembelian terjadi atas perintah fungsi pembelian kepada fungsi pengiriman untuk mengirimkan kembali barang yang telah diterima oleh fungsi pengiriman (dalam sistem akuntansi pembelian). Dokumen yang digunakan adalah memo debit.
2. Prosedur Pengiriman Barang
Fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada pemasok sesuai dengan perintah retur pembelian yang tercantum dalam memo debit.
3. Prosedur Pencatatan Utang
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan retur pembelian dan menyelenggarakna pencatatan berkurangnya uutang dalam kartu utang atau mengarsipkan dokumen memo debet sebagai pengurangn utang.

Unsur pengendalian intern
Organisasi
1. Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi akuntansi
2. Transaksi retur pembelian harus dilaksanakan oleh fungsi pembelian, fungsi akuntansi yang lain. Tidak ada transaksi retur pembelian yang dilaksanakan secara lengkap oleh hanya satu fungsi tersebut.
Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
3. Memo debet untuk retur pembelian diotorisasi oleh fungsi pembelian
4. Laporan pengiriman barang untuk retur pembelian diotorisasi oleh fungsi pengiriman barang.
5. Pencatatan berkurangnya utang jarena retur pembelian didasarkan pada memo debet yang didukung dengan laporan pengiriman barang.
6. Pencatatan kedalam jurnal umum diotorisasi oleh fungsi akuntansi.
Praktik yang sehat
7. Memo debit untuk retur bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggung jawabkan oleh fungsi pembelian.
8. Laporan pengiriman barang bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggung jawabkan oleh fungsi pengiriman.
9. Catatan yang berfungsi sebagai buku pembantu utang secara periodik direkonsiliasi dengan rekening kontrol utang dalam buku besar.

Prosedur pencatatan utang
Ada dua prosedur pencatatan utang:
Account payable procedure
Dokumen yang digunakan dalam account payable procedur adalah:
a. Faktur dari pemasok
b. Kuwitansi tanda terim auang yang ditandatangani oleh pemasok atau tembusan pemberitahuan (remittance advice) yang dikirim pemasok, yang keterangan untuk pembayaran tersebut dilakukan.

Catatan akuntansi yang digunaan dalam account payable procedure adalah:
a. Kartu Utang, digunakan untuk mencatat mutasi dan saldo utang kepada tiap kreditur.
b. Jurnal pembelian, digunakan untuk mencatat transaksi pembeian
c. Jurnal pengeluaran kas, digunaakn untuk mencatat transaksi pembayaran utang dan pengeluaran kas yang lain.

Prosedur pencatatan utang dengan account payable procedure adalah sebagai berikut :
Pada saat faktur dari pemasok telah disetujui untuk dibayar :
1. Faktur dari pemasok dicatat dalam jurnak pembelian
2. Informasi dalam jurnal pembelian kemudian di posting ke dalam kartu utang diselenggarakan untuk setiap kreditur.
Pada saat jumlah dalam faktur dibayar :
3. Cek dalam jurnal pengeluaran kas
4. Informasi dalam jurnal pengeluaran kas yang bersangkutan dengan pembayaran utang diposting kedalam kartu utang.

Voucher payable procedures
Dokumen yang digunakan dalam voucher payable procedures adalah:
Bukti kas keluar:
Formulir ini mempunyai tiga fungsi :
1. Sebagai surat perintah kepada bagian kas untuk melakukan pengeluaran kas sesuai yang trcantum didalamnya.
2. Sebagai pemberitahuan kepada kreditur mengenai tujuan pembeyarannya (sebagai remittance advice).
3. Sebagai media untuk dasar pencatatan utang dan persediaan atau distribusi lain

Catatan akuntansi yang digunakan dalam voucher payable procedures adalah sebagai berikut:
1. Register bukti kas keluar (voucher register)
2. Register cek (check register)

Prosedur pencatatan utang dengan voucher payable procedures dapat dibagi menjadi berikut:
1. One-Time Voucher Procedures
One-time voucher procedures dibagi menjadi dua bagian yaitu:
a. One-time voucher procedures dengan dasar tunai (cash basis)
Dalam procedure ini, faktur yang diteima oleh fungsi akuntansi dari pemasok disimpan dalam arsip sementara menurut tanggal jatuh temponya.
b. One-time voucher procedures dengan dasar waktu (accrual basis)
Dalam prosedur ini, pada saat faktur diterima oleh bagian utang dari pemasok langsung dibuatkan bukti kas keluar oleh bagian utang, yang kemudian atas dasr dokumen ini dilakukan pencatatan transaksi pembelian dalam register bukti kas keluar (voucher register).
2. Build-Up Voucher Procedures
Dalam prosedur ini, satu set voucher dapat digunakan untuk menmpung lebih dari satu faktur pasok. Dalam prosedur ini, arsip bukti kas keluar yang belum dibayar merupakan catatan utang yang diselenggarakan atas dasar wktu (accrual basis)

Sabtu, 18 April 2015

Pengertian Akuntansi, Fungsi dan Bidang Akuntansi


Pengertian Akuntansi

Akuntansi adalah suatu aktivitas jasa (mengidentifikasikan, mengukur, mengkalsifikasikan dan mengikhtisarkan) kejadian atau transaksi ekonomi yang menghasilkan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan yang digunakan dalam pengambilan keputusan (Amin. W, 199
Pengertian Akuntansi menurut Abubakar. A & Wibowo (2004) adalah proses identifikasi, pencatatan dan komunikasi terhadap transaksi ekonomi dari suatu entitas/perusahaan.
pengertian akuntansi dan bidang akuntansi
Dari pengertian-pengertian akuntansi diatas, maka akuntansi terdiri dari tiga aktivitas atau kegiatan utama yaitu:
  1. Aktivitas identifikasi yaitu mengidentifikasikan transaksi-transaksi yang terjadi dalam perusahaan.
  2. Aktivitas pencatatan yaitu aktivitas yang dilakukan untuk mencatat transaksi-transaksi yang telah diidentifikasi secara kronologis dan sistematis.
  3. Aktivitas komunikasi yaitu aktivitas untuk mengkomunikasikan informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan kepada para pemakai laporan keuangan atau pihak yang berkepentingan baik internal perusahaan maupun pihak eksternal.

Fungsi dan Bidang-Bidang Akuntansi Pengertian akuntansi

Akuntansi seringkali dinyatakan sebagai bahasa perusahaan yang berguna untuk memberikan informasi yang berupa data-data keuangan perusahaan yang dapat digunakan guna pengambilan keputusan. Setiap perusahaan memerlukan dua macam informasi  tentang perusahaannya yaitu informasi mengenai nilai perusahaan dan informasi tentang laba/rugi usaha. Kedua informasi tersebut berguna untuk:
  • Mengetahui besarnya modal yang dimiliki perusahaan
  • Mengetahui perkembangan ayau maju mundurnya perusahan
  • Sebagai dasar untuk perhitunngan pajak
  • menjelaskan keadaan perusahaan sewaktu-waktu memrlukan kredit dari bank atau pihak lain
  • Dasar untuk menentukan kebijakan yang akan ditempuh
  • Menarik minat investor saham jika perusahaan berbentuk perseroan terbatas.
Untuk memperoleh informasi-informasi tersebut diatas, pengusaha hendaknya mengadakan catatan yang teratur mengenai transaksi-transaksi yang dilakukan perusahaan yang dinyatakan dalam satuan uang.
Didalam ilmu akuntansi telah berkembang bidang-bidang khusus dimana perkembangan tersebut disebabkan oleh meningkatnya jumlah dan ukuran perusahaan serta peraturan pemerintah. Adapun bidang-bidang akuntansi yang telah mengalami perkembangan antara lain sebagai berikut:
  1. Akuntansi Keuangan (Financial atau General Accounting) menyangkut pencatatan transaksi-transaksi suatu perusahaan dan penyusunan laporan berkala dimana laporan tersebut dapat memberikan informasi yang berguna bagi manajemen, para pemilik dan kreditor.
  2. Pemeriksaan Akuntansi (Auditing)  merupakan suatu bidang yang menyangkut pemeriksaan laporan-laporan keuangan melalui catatan akuntansi secara bebas yaitu laporan keuangan tersebut diperiksa mengenai kejujuran dan kebenarannya.
  3. Akuntansi Manajemen (Management Accounting) merupakan bidang akuntansi yang menggunakan baik data historis maupun data data taksiran dalam membantu manajemen untuk merencanakan operasi-operasi dimasa yang akan datang.
  4. Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting) mencakup penyusunan laporan-laporan pajak dan pertimbangan tentang konsekuensi-konsekuensi dari transaksi-transaksi perusahaan yang akan terjadi.
  5. Akuntansi Budgeter (Budgetary Accounting) merupakan bidang akuntansi yang merencanakan operasi-operasi keuangan (anggaran) untuk suatu periode dan memberikan perbandingan antara operasi-operasi yang sebenarnya dengan operasi yang direncanakan.
  6. Akuntansi untuk Organisasi Nirlaba (Non profit Accounting) merupakan bidang yang mengkhususkan diri dalam pencatatan transaksi-transaksi perusahaan yang tidak mencari laba seperti organisasi keagamaan dan yayasan-yayasan sosial.
  7. Akuntansi Biaya (Cost Accounting) merupakan bidanng yang menekankan penentuan dan pemakaian biaya serta pengendalian biaya tersebut yang pada umumnya terdapat dalam persahaan industri.
  8. Sistem Akuntansi (Accounting System) meliputi semua tehnik, metode dan prosedur untuk mencatat dan mengolah data akuntansi dalam rangka memperoleh pengendalian intern yang baik, dimana pengendalian intern merupakan suatu sistem pengendalian yang diperoleh dengan adanya struktur organisasi yang memungkinkan adanya pembagian tugas dan sumber daya manusia yang cakap dan praktek-praktek yangn sehat.
  9. Akuntansi Sosial (Social Accounting) merupakan bidang yang terbaru dalam akuntansi dan yang paling sulit untuk diterangkan   secara singkat, kerena menyangkut dana-dana kesejahteraan masyarakat.
Sebagai suatu sistem, didalam akuntansi terdapat beberapa asumsi atau konsep dasar. Asumsi dasar tersebut antara lain:
A.   Kesatuan Usaha (Business Entity)
Konsep ini menganggap bahwa aktiva suatu perusahaan terpisah dari aktiva pribadi orang yang menyediakan aktiva (modal) yang dipergunakan dalam perusahaan tersebut. Dalam akuntansi, pengertian konsep kesatuan usaha, utang dan biaya pribadi pemilik akan dikeluarkan dari pembukuan perusahaan walaupun aktiva, utang dan pendapatan perusahaan tersebut dimiliki olehnya sendiri atau dengan kata lain segala utang dan biaya pribadi harus diperhitungkan terpisah dari perusahaan.
B.   Perusahaan Berjalan (Going Concern)
Dalam konsep ini diasumsikan perusahaan didirikan untuk jangka waktu yang ditentukan misalnya di Indonesia untuk perusahaan yang berbentuk PT masa berdirinya adalah 75 tahun, yaitu adanya anggapan bahwa selama satu kesatuan usaha masih menguntungkan, maka dia dapat berjalan terus selama waktu yang tidak terbatas.
C.   Periode Akuntansi (Time Periods)
Mempertimbangkan akan banyaknya berbagai keputusan mengenai jalannya operasi perusahaan, maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan selama berlangsungnya operasi perusahaan maka jangka waktu pembuatan laporan yang umum adalah satu tahun.
D.   Satuan Uang (Money Measurement)
Semua transaksi perusahaan dicatat dalam satuan uang, yaitu sesuatu perubahan aktiva dapat diukur dengan stuan tertentu.
E.   Harta Perolehan (Costing of Assets)
Seluruh aktiva pada umumnya dibukukan sebesar harga perolehannya.
F.   Aspek Ganda (Dual Aspect)
Setiap pencatatan suatu kejadian atau transaksi akan berpengaruh pada sedikitnya dua akun perkiraan dalam pembukuan.
G.   Konsep Akrual (Accrual Concept)
Konsep ini berkaitan dengan perhitungan laba/rugi perusahaan yang menekankan suatu kejadian pada suatu periode tertentu baik merupakan biaya maupun hasil.

Itulah beberapa pengertian akuntansi dan fungsi bidang akuntansi, mudah2an bermanfaat.

By : ARIYA NURSANDI (ANS)

Menjadi Pemimpin Yang Sebenarnya

Kepemimpinan tidak sama dengan memiliki bawahan atau anak buah. Kepemimpinan merupakan suatu kombinasi dari berbagai karakteristik positif yang memungkinkan seseorang mampu berpikir dan bertindak sebagai seorang pemimpin yang mampu mengarahkan sekelompok orang untuk mencapai arah tertentu.
MENJADI PEMIMPIN
Siapapun dapat menjadi seorang pemimpin. Untungnya, kepemimpinan bukanlah suatu bawaan lahir. Kita dapat mempelajari keterampilan yang diperlukan untuk menjadi seorang pemimpin yang bnaik. Seseorang yang diberi posisi jabatan sebagai atasan, tidak otomatis menjadikan dia sebagai seorang pemimpin. Kepemimpinan memerlukan usaha.
Berikut adalah beberapa karakteristik pemimpin yang baik:
1. Pemimpin Merencanakan
Inti dari kepemimpinan adalah perilaku proaktif bukannya reaktif. Pastinya, seorang pemimpin harus mampu bertahan di masa krisis, tetapi ini bukan berarti pemimpin duduk diam dan membiarkan krisis terjadi dan berkembang di hadapannya.
Pemimpin perlu mengidentifikasi masalah potensial dan menyelesaikannya sebelum terjadi atau sebelum berubah menjadi krisis yang lebih parah. Pemimpin perlu mampu mengidentifikasi peluang dan berani memanfaatkan peluang tersebut. Maka, pemimpin yang baik menganalisis, merencanakan, dan menyesuaikan rencana mereka terhadap perkembangan siuasi dan peluang terbaru.
2. Pemimpin Memiliki Visi
Visi sangat penting dalam kepemimpinan. Visi memberikan arahan. Tanpa arah yang jelas, usaha kita akan mungkin tidak ada artinya karena jauh melenceng dari tujuan yang ingin kita raih. Jika sekarang ini anda belum mempunyai visi, segeralah rumuskan visi departemen atau tim anda.
3. Pemimpin Berbagi Visinya
Berbagi visi kepada anggota tim akan membantu pemimpin menumbuhkan dan mengembangkan visi itu sendiri. Sewaktu pemimpin mensosialisasikan visinya kepada anggota timnya, sang pemimpin akan semakin meresapi dan meyakini visinya tersebut. Akibatnya, komitmen pribadi sang pemimpin untuk mencapai visi tersebut akan meningkat. Orang lain akan melihat hal tersebut dan mengenali potensi dan keterampilan memimpin dalam diri sang pemimpin tersebut.
4. Pemimpin Memimpin
Segala visi dan perencanaan akan diubah menjadi tindakan nyata dalam tahap ini. Pemimpin perlu mengembangkan rencana spesifik dan mengambil keputusan saat diperlukan untuk memastikan bahwa visinya diwujudkan. Pemimpin tidak hanya mengkomunikasikan visinya tetapi juga bertindak dan dilihat orang lain bahwa pemimpin sedang bertindak.
5. Pemimpin Memberi Teladan
Renungkanlah tiga orang pemimpin yang menurut anda adalah pemimpin revolusioner yang anda kagumi. Mengapa anda menganggap mereka sebagai pemimpin teladan? Anda akan cenderung mengasosiasikan mereka dengan apa yang telah mereka lakukan. Maka, kepemimpinan adalah tindakan.
Dalam mengembangkan keterampilan kepemimpinan, anda perlu bertindak sesuai dengan visi dan kepribadian anda, seiap saat. Kebanyakan dari contoh pemimpin teladan yang disebutkan banyak orang adalah mereka yang secara konsisten menampilkan integritas sebagai pemimpin.
PENGEMBANGAN TERUS-MENERUS
Menjadi pemimpin itu gampang-gampang susah. Menjadi pemimpin pastinya memerlukan komitmen serius dan usaha yang konsisten dalam mengembangkan keterampilan secara terus-menerus.
Pemimpin yang baik dalam suatu tim atau departemen, mungkin tidak mampu otomatis menjadi pemimpin yang baik dalam tim atau departemen lainnya. Ini terjadi karena situasi yang berbeda cenderung membutuhkan keterampilan dan gaya kepemimpinan yang berbeda pula. Pemimpin sebaik apapun perlu menyesuaikan diri dengan situasi kepemimpinan yang dihadapinya.
Namun, berbahagialah karena siapapun dapat menjadi pemimpin. Tentunya, asalkan orang yang bersangkutan bersedia gigih menguasai keterampilan kepemimpinan yang baik.

Minggu, 22 Maret 2015

SELAMAT DATANG BEH ....

Selamat Datang di Blog DESA MUNGGUK.
Blog ini sengaja dibuat agar anda dan masyarakat luas lainnya bisa mengenal DESA MUNGGUK lebih banyak lagi.